Minggu, 27 Oktober 2013 0 komentar

Cita-cita

"Cita-citaaaku..ingin menjadi dokteeeer.."

Kalian yang lahir tahun 90-an pasti tau penggalan lagu tersebut, yap lagunya Susan feat. teteh Ria Ernes - Cita-citaku *kalo gak salah*. Dalam lagu itu kentara banget yah cita-cita standar anak-anak Indonesia, yap betul pengen jadi dokter. Termasuk cita cita gua juga sih sewaktu kecil lha, eh bener gua pengen jadi dokter tapi setelah tau dokter itu harus akrab sama darah, gua sebagai anak yang cinta damai sama anti pertumpahan darah mengurungkan niat tersebut. *tepuk tangan*

Oke kita lupakan cita-cita gua sewaktu kecil bersama alesan konyol kenapa cita-cita itu gak terwujud.

Ngomongin cita-cita *yaelah serius nih*, kalian pasti punya cita-cita dong sewaktu kecil. Yang gua tanyakan, apakah sekarang kalian masih setia dengan cita-cita yang sama? Apakah kalian sekarang berhasil mewujudkan cita-cita kalian yaah paling enggak sedikit? Apakah kalian masih berpikir cita-cita itu bisa untuk diwujudkan?. Nah gua disini diciptakan untuk menjawab semua kegalauan tersebut.

Kebanyakan cita-cita kalian sekarang dengan sewaktu kecil berbeda *iya kan? Ngaku aja lu*. Gak apa2 itu boleh, wajar dan lumrah terjadi di era galau seperti sekarang ini.

"Kenapa sih demikian Dika?" Okeh manis sebentar tak jelasin.

Menurut penelitian masa kanak-kanak terutama masa Balita adalah masa emas anak *entah siapa yang meneliti tapi, akur dah*. Kebanyakan cita-cita itu terbentuk pada masa ini nih sob, dimana otak elu2 pada berkembang dalam kecepatan yang luar biasa. Gak semua sih tapi rata rata sih iya, kalo kamu? Oke jadi otak balita ini mulai memvisualisasikan apa yang mungkin terjadi di masa depan, apa yang akan terjadi dengan lingkungannya terutama apa yang akan terjadi dirinya. Nah kemungkinan2 ini yang kemudian di olah oleh otak menjadi suatu obsesi yang akhirnya jadi cita-cita sob. *ini sih gua aja yang sotoy*

Orang jawa malah lebih serius menyikapi ini. Hal ini terlihat dari adat ritual tedhak siten alias turun tanah bagi anak yang berusia 7 lapan. *Hmm 7 lapan itu...bentar bentar tak tanya mbah gugel sek..1..2..3... Oh 7 lapan ki 7 X 35 hari. Itung sendiri dah tuh*. Singkatnya sih anak sekecil itu (berkelahi dengan waktu) dimasukkan nih kedalam sangkar ayam *iya sangkar ayam beneran lho*, tapi yang udah dihias apik kae terus didalemnya itu ada barang-barang mainan, perhiasan, makanan, rokok, topi miring, kulkas, tv.. *oke mulai ngawur* yang kemudian si bayi dibebaskan tuh pilih yang mana aja *semoga gak milih rokok sama topi miring* yang nantinya konon bakal jadi bidang pekerjaannya. Nah yang jadi perhatian gua gimana misalnya anak laki-laki tapi milih lipstik, maskara, sanggul, bedak, beha dll??. Tapi gua berpikir positif mungkin dia bakal jadi sales barang-barang itu -____-

Namun sekali lagi cita-cita tinggal cita-cita. Kebanyakan setelah mengarungi hidup yang tak mulus ini mereka dipaksa untuk sadar diri dengan kemampuan yang ada yang membuat mereka merubah cita-cita mereka. Contoh singkatnya, "Sewaktu kecil anak laki-laki senang bermain mobil-mobilan, anak perempuan senang main boneka-bonekaan. Setelah dewasa kesenangan mereka, mereka barter. if you know what i mean...

Tapi ada juga yang konsisten mewujudkan mimpi besarnya. Cuma mereka yang punya Rigid Soul Alias Jiwa Yang kuat yang mungkin melakukan ini. Walaupun enggak semuanya terwujud kadang hanya sampai tengah kadang seperempat. Tapi janji alloh tak pernah PHP. Setiap usaha pasti ada bekasnya. Gimana dengan kalian sudah mewujudkan mimpi/cita-cita kalian?

"Yak wanita unyu sekseh disana!, iya mbak. Bukan! Mbak sebelahnya. Yak..kasih mic-nya ke mbak belakangnya..makasih.."

"Saya wanita umur 22 tahun, kenapa yah masih jomblo?" oke next -_- pertanyaan yang bener kek..

"Saya laki-laki 25tahun, kenapa vitali..." stop! Stop ini pertanyaan apa??

Oke gak ada pertanyaan yang bener jadi saya lanjutkan. Kita masuk ke bahasan ke-3. Menurut lagu yang saya ciptakan, "Hidup berawal dari mimpi" *gak boleh protes* bahwa segala sesuatu itu gak ada yang gak mungkin. Otak kita udah berpikiran itu mungkin terjadi maka atas ijin alloh gak ada yang gak bisa terwujud. Iyain ajalah... Gak ada yang benar-benar gak mungkin jika otak kita aja udah bilang mungkin tinggal niat, usaha, tekad, dan doa aja insyaalloh terkabul. Semua bilang apa.... Aamiin..

Saya rasa sekian yah. Pesan gua sih perjuangkan terus cita-citamu, sampai kamu dapat. Dan kalo gak dapat jangan nangis, masih boleh kok ganti cita-cita.

Dan ingat lakukan apa yang menurut anda benar untuk diakukan. Jika menurut anda dalam tulisan saya ini ada yang benar maka tak ada salahnya toh untuk dilakukan? Walaupun keliatannya emang gak ada sih..

Oke sekian dan terima kecup...
-Dika

0 komentar

Selamat Hari Blogger Nasional (Telat)

Tanggal 27 Oktober kemaren baru tau Hari Blogger Nasional. Maka dari itu sebagai Blogger (yang-jarang-ngeblog) gue ucapkan SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL. Maaf telat :D
-Dika

Minggu, 06 Oktober 2013 0 komentar

Pemakaman Prematur

Kalau aku mati,
Datanglah ke rumahku,
Tanyakan penghuni lainnya,
Dimana aku dimakamkan.
Kalau kau tidak tau rumahku,
Datanglah ke sahabatku,
Tanyakan dimana aku dimakamkan.
Kalau kau tidak tau siapa sahabatku,
Datanglah ke teman-temanku,
Tanyakan dimana aku dimakamkan.
Kalau kau tidak tahu siapa teman-temanku,
Datanglah ke musuhku,
Tanyakan dimana aku dimakamkan.
Dia pasti tau karena dialah yang paling mengharapkan kematianku.
Kalau kau tidak tau siapa musuhku,
Datanglah ke tempat terakhir kali kita bertemu,
Disana, jauh sebelum aku mati,
Aku sudah memakamkan diriku sendiri di depanmu.
Tanpa sepengetahuanmu...
-Soyidiyos
Rabu, 02 Oktober 2013 0 komentar

Semakin

Semakin akrab dengan jarak, semakin asing dengan peluk.

Peluk ku tak sehangat selimutmu, tapi lebih lebar dari ranjangmu.

Ranjangmu panggung sandiwara, tempat senduwara mencapai muara.

Muara bibirku kering oleh bibirmu yang terik. Aku dahaga mengisi gelas dengan rinduku sendiri.

Sendiri aku menyambangi mimpimu, nekat benar aku seolah-olah sudah berada disana lebih dari setahun.

Setahun belum kita bersama. Tapi kau lupa, kita seTuhan sedari kecil.

Kecil mungil jejak kaki mu, menuntun aku ke tubuhmu yang riuh.

Riuh otakku -- Sedang ada pesta riahkan dirimu semalam suntuk.

Suntuk aku dengan gaduh bibir mencu. Suntik aku dengan bibir penuh gincu.

Gincu merah mu tak buat goyang semu merah jambu pipimu.

Pipimu landasan tempat mendarat mulusnya kecup pesawat tempurku.

Tempur!! egoku melawan egomu. Siapa pun yang menang, Kita yang kalah.

Kalah aku dalam dekap pelukmu, menyerah aku ditiban jutaan rindu.

Rindu yang tak terserap, kangen yang semakin kerap.

Kerap ku berperan sebagai angin kecil, semilir yang bergerilya menyusuri lembah rambutmu.

Rambutmu tempat penyair bermain sajak, tempat penyajak bercumbu syair.

Syair ku kaku, beku diterjang badai salju diammu.

Diammu baru emas jika diiringi gumamnya bibirku.

Bibirku melihat mu tajam, matamu tersenyum manis sekali.

Sekali kali aku ingin bertandang ke mimpimu. "Katamu disana sangat gaduh?" -- oleh suara kita yang mengaduh.

Mengaduh aku dalam rame, rame yang sepi semestinya.

Semestinya aku, semestanya kamu.

Kamu yang terjabarkan dalam lidah, yang terangkum dalam mata.

Mata kau tutup, saat itu harap ku titip.

Titip salam buat aku di mimpimu.

Tangerang, 2013
---------------------*--------------------
Catatan : Puisi yang saling bertautan tiap barisnya. Secarik puisi yang belum terlalu lama di tahun 2013, tahun dimana saya mulai galak menulis sajak. Masih meraba terlihat dari kata yang hiperbola. Namun, saya harap tuan puan dapat menikmati tanpa mengesampingkan rasa.

 
;