Selamat Sore…Sayang
Kenapa Selamat Sore? Hmm mungkin
walaupun aku mengucapkan selamat pagi, akan sama saja rasanya. Karena tulisan
ini kubuat sengaja agar tak berbatas waktu. Tapi sudahlah aku tak mau terjebak
dengan kata pembuka.
Ini merupakan surat cintaku yang
kesekian mungkin juga bisa dibilang sekuel dari seri surat cinta sebelumnya,
setahun yang lalu. Tentu saja dengan niat, harap dan tekanan perasaan yang
berbeda. Ingat? Hehe… menenangkan karena aku sudah tau balasannya. Tapi sudahlah
aku pun tak mau terjebak dengan nostalgia lama.
Cukup kaget saat kau bertanya
mengapa aku tak menulis surat cinta lagi untukmu, dan cukup menyenangkan pula
aku ada alasan kembali untuk menulis. Jadi agar tak dibilang buruh tulis surat
cinta pesanan, aku sebut saja surat ini surat cinta pesanan berdasarkan
perasaan. Aku mungkin lebih tepat
dpanggil buruh tulis yang selalu telat menulis, tapi aku yakin pak pos kring
kriing tak keberatan mengantarkan segenggam surat dan secarik perasaan ini,
padamu.
Maaf aku tak lihai kembali menata
alur, membuat jalur terukur akar kau tak sulit memaknai setiap kata dan maksud
hati yang terkabur. Mungkin akan lebih mudah jika kamu ada di depan , memandang,
kemudian aku menggambarkan betapa waktu tak membuat wajahmu layu, betapa umur
tak membuat senyummu berjamur dan betapa usia tak mampu membuat tatapmu
kehilangan kedalamannya.
Sangat lucu, karena nyatanya baru
2 tahun kita bersama, namun kata-kata barusan menyiratkan sesuatu yang telah
berlangsung begitu lama. Tapi tak apalah, cinta butuh sedikit lebai agar tak
melambai, lunglai. Lagi pula itu juga merupakan pandanganku ke depan, sedikit
visioner, menentukan arah, karena kita akan berlayar ke entah berantah J
Yap, kuharap kau akan siap… ngg
tidak… maksudku kita akan siap. Siap di titik yang bahkan awal saja belum,
sekarang. Iya, sekarang ini adalah masa mengumpulkan bekal, membulatkan niat,
serta menyiapkan segala keperluan berlayar. Ku harap kau sabar, ku doakan kau
tetap semangat, untuk taat dan tetap berada di jalur selamat.
Dan pada akhirnya, (iya sebentar
lagi kita akan tau akhir surat ini *yeay) lelaki yag kau bilang lebai ini akan
serius dan tegas. Yah aku serius ingin menjaga hungungan ini tetap terus dan
terurus, lurus. Aku tegas ingin jalani hubungan ini bersamamu, bersamamu dan
hanya bersamamu, seorang wanita yang nama dan wajahnya selalu terlintas.
--Dariku sang buruh tulis surat
cinta. Untukmu sang tercinta, Erma…
Tangerang, 2015