Jumat, 31 Januari 2014 0 komentar

Untuk Seorang Pejuang

Jangan pergi supaya dicari;
Jangan lari agar dikejar;
Jangan sembunyi untuk ditemukan;
Jangan menghindar agar didekati;
Jangan menghilang supaya dihiraukan;
Jangan acuh supaya dipedulikan;
Jangan berhenti untuk memulai lagi;
Ketahuilah kawan, perjuangan tak sebecanda itu.

Tangerang, 2014

Selasa, 28 Januari 2014 1 komentar

Kata-Nya

Katanya waktu mu habis di'njaluk sibuk. Tapi selalu bangun dan tidur di media sosial yang kau sebut kasur empuk.

Katanya sudah rutin lupa. Padahal mengingat-Nya saja tak pernah kau simpan dalam agenda.

Katanya miskin tak cocok dermawan. Nyatanya ratusan raut soekarno di dompet kulitmu kau tawan.

Katanya kotor sudah ingin kau sapih. Tapi kau katakan "menghadap-Nya haruslah bersih" sebagai dalih.

Katanya nanti. Namun sudah berapa kalender kau buang dan ganti

Katanya takut mati. Tapi menghadapkan mukamu pada-Nya saja kau tak sudi

Katanya sudah kepalang tanggung. Namun bencana, siksa sebagai kifarat dosa kau tak mau tampung.

Katanya...
Katanya...katanya..

Kata-Nya yang ku tahu, "Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku."

Tangerang, 2014
---------------------------------------
Catatan : Puisi ini ditulis sebagai pengingat penulis bahwa tak ada yang lekat kecuali ajal yang semakin dekat. Semoga begitupun untuk tuan dan puan.

Sabtu, 11 Januari 2014 3 komentar

Mari Berkeliling, Nona

Nona, kita akan bertemu saat rinai hujan terakhir menyentuh bumi
Setelahnya aku akan menjaketkan tubuhku ke tubuhmu
Mengusir gigil, menghalau getir
Lalu ijinkan aku menemanimu berkeliling.

Nona, boleh ku ajak kau ke kepalaku?
Kau akan tau ada jutaan kamu memenuhi lekuk keriput otakku.

Nona, boleh ku antar kau ke mataku?
Ku perlihatkan ada sorot yang sarat akan dirimu yang juga pernah membutakanku oleh tatap cemburu.

Nona, boleh ku antar kau ke telingaku?
Dimana ada riuh yang tak pernah puasa puisikanmu dengan rima yang begitu mesra.

Nona, boleh ku ajak kau ke hirup nafasku?
Ku perlihatkan rasa yang mengudara menembus trakea, menyesakkan seisi peparuku.

Nona, boleh ku antar kau ke jemariku?
Dimana setiap jentiknya ingin menari genit, berjinjit menyusuri setiap lekuk tubuhmu.

Nona, boleh ku ajak kau ke relung hatiku?
Ku perlihatkan bagaimana aku membunuh rindu kemudian ku tawan sebagian kamu di bunga tidurku.

Nona, gerimis mulai merupa kembali dari kais-kais awan.
Namun ku pastikan lengkung terbalik pelangi di bibirmu tetap menawan.
Selama kau masih laku, ku pasti akan laju.
Tak peduli kemana aku berjalan kau tetap menjadi tujuan.

Nona, kini aku pusing
Aku mulai lelah berkeliling
Bisa, kau tuntun aku ke hatimu?

Bintaro, 2014

 
;