Sabtu, 11 Januari 2014

Mari Berkeliling, Nona

Nona, kita akan bertemu saat rinai hujan terakhir menyentuh bumi
Setelahnya aku akan menjaketkan tubuhku ke tubuhmu
Mengusir gigil, menghalau getir
Lalu ijinkan aku menemanimu berkeliling.

Nona, boleh ku ajak kau ke kepalaku?
Kau akan tau ada jutaan kamu memenuhi lekuk keriput otakku.

Nona, boleh ku antar kau ke mataku?
Ku perlihatkan ada sorot yang sarat akan dirimu yang juga pernah membutakanku oleh tatap cemburu.

Nona, boleh ku antar kau ke telingaku?
Dimana ada riuh yang tak pernah puasa puisikanmu dengan rima yang begitu mesra.

Nona, boleh ku ajak kau ke hirup nafasku?
Ku perlihatkan rasa yang mengudara menembus trakea, menyesakkan seisi peparuku.

Nona, boleh ku antar kau ke jemariku?
Dimana setiap jentiknya ingin menari genit, berjinjit menyusuri setiap lekuk tubuhmu.

Nona, boleh ku ajak kau ke relung hatiku?
Ku perlihatkan bagaimana aku membunuh rindu kemudian ku tawan sebagian kamu di bunga tidurku.

Nona, gerimis mulai merupa kembali dari kais-kais awan.
Namun ku pastikan lengkung terbalik pelangi di bibirmu tetap menawan.
Selama kau masih laku, ku pasti akan laju.
Tak peduli kemana aku berjalan kau tetap menjadi tujuan.

Nona, kini aku pusing
Aku mulai lelah berkeliling
Bisa, kau tuntun aku ke hatimu?

Bintaro, 2014

3 komentar:

Endang Suryani mengatakan...

gaya bahasanya keren, Dhik :) aku suka bacanya :)

Dika mengatakan...

makasih tant, kritik dan sarannya ditulisan lain dan berikutnya :)

Endang Suryani mengatakan...

Oke Dhika :)

Posting Komentar

 
;