Rabu, 25 Desember 2013

Biru Merahku

Senada dengan sprei pemberian umiku,
Ruangan ini tampak adem dengan warna biru.
Warna yang egoku langsung pilih ketika di toko bangunan
Entahlah.. biru itu sejuk, kalem, melarutkan
Melarutkan setiap merah yang keluar dari luka lama
Luka yang kipas angin pun tak mampu menerbangkannya.
Aku sendiri seperti debu daki di pinggiran kipas angin
Tak diinginkan nampaknya, namun tetap saja diajak berkeliling
Sampai lama, sampai tua, sampai aku tak hiraukan luka
Tak apa nasibku ditentukan tombol2 berjumlah tiga.

Senada dengan sipuh kalender
mataku tampak merah keblinger
Bukan kebetulan, mataku memang terlalu lama menatap tanggal
Sampai tak sadar hatiku diam-diam menitip tinggal
Tinggal disalah satu hari dibulan November.
Aku sendiri telah ditarik dealer
Seluruh organku telah diganti dengan yang lama
Termasuk hati, yang sepaket dengan luka rupanya
Namun untung ada kau, serupa merah darah
Mengembalikan greget hidupku yang telah dijarah.

Tangerang, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;