Senin, 16 Desember 2013

Bangun!

Belum juga nyawaku kumpul dalam cawan raga
auramu telah terlebih dahulu menghamili kepala.
Ngawur ngelantur bibirku igaukan kamu nduk
gugurkan kewajiban dari rindu yang minta diaduk.
Usah kau gamang, ini bukan elegi mu. jadi...  
nina bobokan aku lagi


Tangerang,2013
-------------------------
*catatan : Spontan dan begitu saja...
puisi adalah kata bergerak, yang laju
dan lakunya harmonis. hampir tidak mungkin ia lepas
dari spontanitas. Hal yang diasingkan oleh aku, oleh
kami akhir-akhir ini. Kami lebih memilih kata yang
berhias rumit, memilih kata sulit agar terlihat
cantik. Bukan untuk dilihat namun untuk menjadi renungan
dalam parit-parit jiwa. Sebenarnya kejujuran, spontanitas
adalah kecantikan itu sendiri. Yang membuatnya cantik
anggun apa adanya. Kembalikan lagi hakikat puisi yang hakiki.

Spontanitas  sebenarnya hampir-hampir tidak ada. Karena
semuanya sudah ada yang ngatur, sudah ada sek ngurusi.
Termasuk bait di atas, sebenarnya tidak benar benar spontan.
Semua sudah direncanakan. Hanya saja tertutup, atau sengaja
ditutupi. Seperti "bacalah hanya huruf pertama tiap baris secara
menurun". Kamu akan ngeh bahwa tidak ada yang benar-benar spontan
Semua diatur, semua ada sek ngurusi.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

catatanmu lebih banyak daripada puisine -__- "akeh lalapane ketimbang lawuh'e" haha

Dika mengatakan...

aku lagi gawe komboran go sapi simbah kok. haha tengkyu kufret

Posting Komentar

 
;